Sejarah Kue Keranjang Imlek dan Maknanya

20 Januari 2023 06:36
Penulis: Ganjar Subiadi, kamutau
Kue Keranjang (net)

Sahabat.com - Perayaan Chinese New Year atau Imlek jatuh pada tanggal 22 Januari 2023. Setiap kehadiran tahun baru Imlek, orang akan teringat dengan Kue Keranjang atau karena kue ini selalu hadir disaat Imlek tiba. Makanan khas ini menjadi salah satu kudapan wajib yang harus ada di saat Imlek. Bukan hanya sekadar pemanis, Kue keranjang juga memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.

Di negeri asalnya, Tiongkok, kue keranjang dikenal dengan nama ‘Nian Gao’ atau dalam dialek Hokkian disebut dengan ‘Ti Kwe’.

Menurut sejarah, kue keranjang atau Nian Gao sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tepatnya pada awal dinasti Liao (907-1125). Saat itu orang-orang China memiliki kebiasaan makan kue pada hari pertama bulan pertama tahun lunar atau yang dikenal dengan tahun baru Imlek. Dari situlah awal mula dibuatnya Nian Gao yang pada saat itu belum populer.

Kue Keranjang (net)

Sejak masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911), keberadaan Nian Gao sudah mulai populer di kalangan masyarakat. Mereka menjadikan Nian Gao sebagai camilan dan terus dibuat hingga saat ini sebagai makanan wajib saat perayaan Imlek.

Asal mula mengapa kue ini disebut ‘kue keranjang’ yaitu karena proses pembuatannya dilakukan dengan cara dicetak dalam sebuah keranjang bolong berukuran kecil.

 

Masuknya kue keranjang ke Indonesia
Menurut ahli sejarah Indonesia, Jongkie Tio, masuknya kue keranjang ke Indonesia bisa dikatakan bersamaan dengan masuknya warga China ke Indonesia yang berlayar pada tahun 400-an.

 

Saat pelaut China mendarat di Indonesia, mereka mendirikan klenteng kecil untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Dewa Bumi. Kemudian, kue keranjang dibawa sebagai hantaran wajib di klenteng.

Meskipun kue keranjang masih bertahan hingga saat ini, namun sejak pertama masuk ke Indonesia yang dibawa oleh pelaut China, kue ini pun mulai berasimilasi dengan budaya dan kuliner Indonesia. Beberapa makanan Indonesia seperti wajik, jenang, dodol merupakan bukti cita rasa lokal yang beradaptasi dengan kue keranjang.

Jongkie Tio, pengamat kota asal Semarang. Foto dari Echi / Phinemo

Makna kue keranjang
Selain sejarah kue keranjang, makna dari makanan tersebut juga menarik untuk diulik. Orang-orang menganggap bahwa kue tradisional khas China ini dipercaya membawa keberuntungan. Selain itu, kue ini juga dianggap sebagai wujud harapan untuk memulai tahun baru yang lebih baik.

 

Kue keranjang memiliki arti ‘tahun yang lebih tinggi’, sehingga dapat menjadi simbol sebagai jabatan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan keluarga, serta harapan di tahun baru agar semuanya menjadi lebih baik lagi.

Selain itu, rasa manis khas kue keranjang dimaksudkan agar siapapun yang memakan kue ini selalu bertutur kata yang baik dan manis. Sedangkan teksturnya yang lengket bermakna sebagai satu kesatuan yang melambangkan hubungan keluarga dan persaudaraan yang erat.

Sangat menarik ya sejarah kue keranjang dan juga maknanya, selama ini kita hanya menikmati kelezatannya saja tanpa tahu makna dibalik camilan Imlek ini.

Meskipun kue keranjang umumnya dinikmati saat perayaan Imlek, namun keberadaannya harus tetap dilestarikan. Pasalnya, kue berwarna coklat ini merupakan bagian dari sejarah masuknya etnis Tionghoa ke Indonesia, serta memiliki makna simbolik dan filosofis bagi etnis Tionghoa. Salah satunya merupakan simbol keharmonisan keluarga.

Sumber: sweetrip.id

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment